Translate

CATATAN PENULIS

Berisi tentang beberapa catatan yang penulis dapatkan sepanjang perjalanan hidup.
Penulis mencoba berbagi kepada seluruh sahabat sebagai self reminder.

6 Jul 2015

JIKA ESOK TAK PERNAH DATANG


Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kulihat dirimu terlelap tidur..

Aku akan menyelimutimu dengan lebih rapat dan berdoa kepada Tuhan agar menjaga jiwamu..
Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kulihat dirimu melangkah keluar pintu..
Aku akan memelukmu erat, menciummu dan memanggilmu kembali untuk melakukannya sekali lagi..

Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kudengar suaramu memuji..
Aku akan merekam setiap kata dan tindakan dan memutarnya lagi sepanjang sisa hariku.
Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya..
Aku akan meluangkan waktu ekstra satu atau dua menit untuk berhenti dan mengatakan “Aku mencintaimu” dan bukannya menganggap kau sudah tahu.

Untuk berjaga-jaga seandainya esok tak pernah datang dan hanya hari inilah yang kupunya.. Aku ingin mengatakan betapa aku sangat mencintaimu dan kuharap kita takkan pernah lupa..
Esok tak pernah dijanjikan kepada siapa pun, baik tua maupun muda..
Dan hari ini mungkin kesempatan terakhirmu untuk memeluk erat orang tersayangmu..

Jadi, bila kau sedang menantikan esok, mengapa tidak melakukannya sekarang?
Karena bila esok tak pernah datang, kau pasti akan menyesali hari..
Saat kau tidak meluangkan waktu untuk memberikan sebuah senyuman, pelukan atau ciuman..
Dan saat kau terlalu sibuk untuk memberi seorang yang ternyata merupakan permintaan terakhir mereka..

Jadi, dekap erat orang-orang tersayangmu hari ini dan bisikkan di telinga mereka..
Bahwa kau sangat mencintai mereka dan kau akan selalu menyayangi mereka..
Luangkan waktu untuk mengatakan “Aku menyesal”, “Maafkan aku”, Terima kasih”, atau “Aku tidak apa-apa”. Dan bila esok tak pernah datang, kau takkan menyesali hari ini..

22 Nov 2014

KAMU adalah KAMU


Kamu adalah Kamu..

Berhentilah.. 
Jangan pernah membandingkan dirimu dengan orang lain.. 
Tidak akan kamu temui perbandingan disana.. 

Kamu adalah Kamu..

Tak ada yang bisa kamu lakukan untuk menjadi orang lain.. 
Walaupun kamu berusaha melakukannya..
Tiap orang sejatinya adalah unik dan luar biasa.. 
Tak ada satupun orang seperti kamu..
Kamu tak lebih baik dari siapapun di bumi ini..
Pun, kamu tak lebih buruk dari siapapun di bumi ini..

Kamu adalah Kamu..

Kamu mungkin bisa bersandiwara menjalani hidup sebagai orang lain..
Tapi pada akhirnya kamu kan menyadari.. 
Bahwa kamu telah membuang-buang waktu dalam kebohongan.. 
Menunda mencapai kebahagiaan dan rasa hormat dari orang lain, yang seharusnya kamu dapatkan ketika kamu menjadi siapa diri kamu sebenarnya..

Jika kamu harus cemas..
Cemaslah tentang bagaimana melakukan hal yang benar, sebagai diri kamu sendiri..
Bukan mencemaskan orang lain, yang hanya kamu inginkan untuk menyukai kamu bukan sebagai diri kamu yang sebenarnya..

Be Yourself.. Banggalah menjadi dirimu sendiri 

25 Okt 2014

BARANG ITU BUKAN MILIK SAYA


Meli tak menyangka akan begini jadinya. Ia terus berlari dan berlari, menghindari kerumunan dan amukan massa di sekitar Jakarta Barat. Dari kejauhan terlihat jilatan api dari beberapa gedung dan sisa asap pembakaran mobil. Massa yang beringas - yang entah datang dari mana - bersorak sorai. Kemudian terdengar suara-suara sumbang penuh hasutan : "Cari Cina! Cari Cina!"

Beberapa mata mulai memandangnya. Meli bergidik. Beberapa mulai merasa menemukan sasaran. Meli menatap ke depan. Lengang, tak ada satu kendaraan pun yang bisa membawanya pergi dari tempat itu. Cemasnya menjadi-jadi. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Berlari sekuat-kuatnya? Masuk ke rumah penduduk? Mereka telah menutup pintu rapat-rapat tampa berani membukanya, setidaknya saat ini. Lalu? Matanya mulai nanar.

Tiba-tiba di antara bayangan kepulan asap, tampak seorang lelaki tua lusuh dengan sebuah sepeda kusam tua, menghampirinya.

"Ibu Cina ya?! Ibu mau kemana? Cepat naik ke sepeda saya, Bu! Cepat!!"

"Ojek sepeda ya Pak?"

Bapak dengan baju tambalan di sana sini itu mengangguk pelan. Tanpa berpikir panjang, Meli segera naik ke atas sepeda tersebut. Si lelaki tua mengayuh sepedanya kuat-kuat disertai peluh bercucuran yang membasahi bagian punggung bajunya, meninggalkan massa yang berpesta dalam amukan dan beberapa pasang mata liar yang urung mengejar mereka.

Sampai di belakang Glodok Plaza, Meli melihat banyak orang mengambil barang dari dalam toko-toko di sekitar sana. Dengan wajah puas orang-orang itu mengangkuti televisi, radio, komputer, kulkas sampai mesin cuci dan lain sebagainya. Meli tak mengerti. Mungkinkah barang-barang itu diberikan oleh pemiliknya agar toko tersebut tak dibakar? Atau massa yang menjarahnya? Beberapa tentara tampak berjaga-jaga, namun tak melarang siapa pun yang ingin mengambil barang.

Di sudut yang sepi, Meli menyuruh bapak tua itu berhenti.

"Ada apa, Bu?"

"Pak, mendingan Bapak ikut ambil barang-barang itu dulu. Biar sepedanya saya yang jagain. Itu orang-orang pada ngambil. Ambil dulu, Pak!" ujar Meli. Hatinya tergetar melihat kemiskinan dan perjuangan lelaki tua ini untuk menghidupi keluarganya. Ya, apa salahnya ia menunggu sebentar dan menjaga sepeda ini sementara bapak itu mengangkuti barang yang bisa dia bawa pulang.

Di luar dugaan, bapak tua itu menggeleng dan tersenyum getir. "Tidak, Bu. Barang itu bukan milik saya. Bukan barang halal. Saya muslim, Bu."

Meli tercengang beberapa saat. Benar-benar trenyuh. Orang tak mampu seperti ini, ternyata punya prinsip hidup yang sangat mulia. Saat sampai di tujuan, bapak itu hanya meminta ongkos tiga ribu rupiah, jumlah yang tak berbeda dengan bila tak ada kerusuhan. Meli memberinya empat ribu, dan bapak tua itu meninggalkannya dengan riang. "Terimakasih, Bu."

Meli menatap lelaki tua itu hingga menjadi titik di kejauhan. Ia telah mendapat satu pelajaran yang luar biasa. Bukan dari siapa-siapa. Hanya dari seorang miskin, seorang muslim, seorang yang berbeda keyakinan dengan dirinya. Dan dengan bangga, Meli menceritakannya pada saya.

Diadopsi dari buku : "Lentera Kehidupan" karangan Helvy Tiana Rosa.

3 Sep 2014

HANYA ADA 3 HARI DALAM HIDUP INI


Pertama :
HARI KEMARIN
Kamu tak bisa mengubah apapun yg telah terjadi!
Kamu tak bisa menarik perkataan yg telah terucapkan.
Kamu tak mungkin lagi menghapus kesalahan 
dan mengulangi kegembiraan yg kamu rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat.
LEPASKAN saja.

Kedua :
HARI ESOK
Hingga mentari terbit esok hari..
Kamu tak tahu apa yg akan terjadi!
Kamu belum bisa melakukan apa2 untuk esok hari.
Kamu tak mungkin tahu, sedih atau ceria di esok hari.
Karena Esok hari belum tiba.
BIARKAN saja.

Yg tersisa kini hanyalah :
HARI INI
Pintu masa lalu telah tertutup.
Pintu masa depanpun belum tiba.
Pusatkan saja diri kamu utk hari ini!
Kamu dapat mengerjakan lebih banyak hal utk hari ini.
Bila kamu mampu melupakan hari kemarin.
Dan melepaskan ketakutan akan esok hari...

Hiduplah untuk HARI INI.
Karena masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yg rumit.
Hiduplah apa adanya karena yang ada hanyalah hari ini.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat.
Meski mereka berlaku buruk pada kamu.

Sayangilah seseorang sepenuh hati hari ini. 
Karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa kamu menunjukkan penghargaan pada orang lain. 
Bukan karena siapa mereka tetapi karena siapakah dirimu sendiri.

Jangan biarkan masa lalu mengekangmu.
Atau masa depan membuatmu bingung.
Apapun juga yg kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu.

Berterima kasihlah pada orang yg telah melukai hatimu. 
Karena dia telah membuat hatimu kuat.
Berterima kasilah pada orang yg telah membohongimu. 
Karena dia membuat hidupmu makin bijaksana.
Berterima kasihlah pada orang yg telah membencimu. 
Karena dia yg mengasah ketegaranmu.

9 Des 2012

KISAH SEORANG ANAK PEMBELI ES KRIM

sebuah anak berusia sekitar 9 tahun dengan pakaian lusuh memasuki sebuah toko es krim dan memilih sebuah meja kecil di sebelah pojok.. 
seorang pelayan dengan pandangan kurang suka mendatanginya untuk menanyakan pesanan..  

lalu si anak bertanya kepada pelayan itu :
Anak      : berapa harga ea krim cup besar? 
Pelayan : Rp 15.000,- (menjawab tanpa ekspresi dan 
                 tanpa menatap si anak)

si anak sejenak merogoh kantungnya dan memeriksa jumlah uangnya.. 
kemudian bertanya kembali kepada si pelayan :

Anak      : kalo es krim dengan ukuran yang lebih kecil 
                 berapa?
Pelayan : Rp 12.000,-!!! (kali ini si pelayan menjawab 
                 dengan nada kesal)

lalu si anak memesannya dan membayarnya..
si anak terlihat menikmati es krim lalu pergi meninggalkan toko.. 
tak berpa lama si pelayan mendatangi meja untuk membersihkan meja dan piring kotor..
tiba-tiba mata si pelayan berkaca-kaca melihat meja tempat si anak tadi makan..
diatas meja di piring kotornya, si anak menyelipkan uang Rp 3.000,- sebagai tip buat dirinya..
tiba-tiba ada rasa penyesalan tersumbat dikerongkongan..
sang pelayan baru tersadar, sebenarnya bocah tadi bisa membeli es krim cup besar..
namun si anak mengorbankan keinginannya dengan maksud agar bisa memberikan tip bagi si pelayan.

Moral of the story :
dalam hidup ini mungkin kita pernah atau tak jarang melakukan tindakan seperti si pelayan toko dalam kisah diatas.. 
memberikan kesimpulan sebelah mata terhadap orang lain walaupun sama sekali belum mengenal orang tersebut.. 

namun banyak pula orang diluar sana seperti si anak kecil dalam kisah diatas..
tak pernah peduli terhadap penilaian orang lain terhadap dirinya, dia tetap berbuat baik dan berbagi kebaikan kepada siapapun.. 

setiap manusia di dunia ini adalah penting.. 
dimanapun kita berada, wajib memperlakukan orang lain dengan sopan, bermartabat dan dengan penuh hormat..

14 Agu 2012

KISAH SEORANG ANAK DAN SEEKOR ANJING


Seorang petani memiliki 4 ekor anak anjing yang ingin dia jual karena membutuhkan biaya. Lalu ia memasang sebuah papan iklan dan memakumya di atas pagar depan halaman rumahnya. Saat ia sedang mengetok untuk memasang paku terakhir, ia merasakan ada yang menarik celananya. 

Dia melihat ke bawah dan dilihatnya seorang anak kecil sedang menatapnya dan berkata : "Tuan" katanya, "Saya ingin membeli salah satu anak anjing Anda". "Baiklah" kata petani itu, sambil mengusap keringat di bagian belakang lehernya.

"Anak anjing ini berasal dari induk yang bagus dan memerlukan banyak biaya untuk memeliharanya" 
Anak itu menunduk sejenak, kemudian memasukkan tangannya dalam saku celananya, lalu ia mengeluarkan beberapa recehan dan menunjukkannya kepada petani itu sambil berkata : "Aku punya tiga puluh sembilan sen". katanya, "Apakah itu cukup untuk membeli salah satunya?" 

"Tentu saja" kata petani itu. Lalu petani itu ia bersiul dan memanggil "Kemari, Doggie!". Keluar dari dalam rumah seekor induk anjing yang dipanggil Doggie dan mulai menuruni jalan berlari diikuti oleh 3 anak anjing lainnya yang masih berbulu tipis. Anak kecil tersebut menempelkan mukanya ke pagar rumah dan terlihat seraut kegembiraan di wajahnya melihat anjing2 tersebut. Semua anak anjing itu keluar ke jalan mengikuti sang induk, namun tiba2 mata anak kecil itu melihat sesuatu yang lain di dalam rumah rumah.  

Perlahan seekor anak anjing muncul dari dalam rumah si petani. Yang terakhir ini terlihat lebih kecil dibandingkan 3 ekor anak anjing lainnya. Dia mencoba berlari ke luar rumah dan mengejar yang lainnya. Namun cara larinya agak aneh dan terpincang-pincang. Dia mencoba melakukan yang terbaik untuk mengejar ketertinggalan dengan induk dan saudara-sauaranya yang lain. 

Tiba-tiba si anak kecil berkata kepada si petani "Saya ingin anak anjing yang itu" sambil menunjuk anak anjing terakhir. Petani itu lalu berlutut di samping anak itu dan berkata : "Anakku, kamu pasti tidak ingin anak anjing itu. Dia tidak akan pernah bisa berlari dan bermain dengan kamu seperti anjing-anjing yang lain itu." 

Anak kecil itu lalu mundur selangkah dari pagar, meraih ke bawah dan mulai menggulung salah satu celana panjangnya. Sejurus kemudian dia menunjukkan penjepit baja yang mengelilingi di kedua sisi kaki kirinya yang menyerupai sepatu khusus buat penyandang cacat. Lalu dia melihat kembali pada petani dan berkata : "Anda lihat , pak. Saya juga tidak mampu berjalan dengan normal apalagi berlari dan saya membutuhkan seseorang yang mengerti keadaan saya" 

Dengan air mata yang menetes, si petani meraih ke bawah dan mengambil anak anjing kecil itu. Memegangnya dengan hati-hati dan menyerahkannya kepada anak kecil tersebut. 

"Berapa?" tanya si anak kecil. 
"Tidak ada biaya" jawab si petani.
"Tidak ada biaya untuk Cinta" lanjut si petani.

Moral of The Story :
Hanya orang yang pernah mengalami penderitaan yang bisa menolong dan menyelami penderitaan orang lain..
Pandanglah sekitar kita..
Mungkin mereka tidak seberuntung kita dan mungkin kita belum pernah mengalami penderitaan seperti mereka..
Hal tersebut yang kadang membuat mata hati kita tumpul.. atau sebaliknya..
Ketika kita mengalami penderitaan.. Justru hal tersebut membuat kita bisa memahami penderitaan orang lain..  

9 Jul 2012

INDESCRIBABLE LOVE


There are no words to describe my love for you..
No actions that could ever do it justice.. 
When I see you , my heart soars.. 
Your beautiful smile.. 
The sound of your laughter.. 
The radiance of beauty of your soul stuns me into silence.. 

I long for your soft kiss.. 
Your gentle touch.. 
Your embrace.. 
Your love gives me strength.. 
Your strength gives me courage.. 

You are my lover.. 
You are my best friend.. 
You are my strength.. 
You are my weakness.. 
You are my safe place.. 

Your spirit touches the very heart of my soul.. 
Today, tomorrow, always and forever.. 
I will love you with all my heart.. 

You are my world.. 
You are my everything.. 
There is no me without you.. 

15 Jun 2012

AKU CUMA INGIN DIPELUK DAN DISAPA

    Waaaah.... Masih seminggu lagi gajian. Bulan ini pengeluaran tak terdugaku bukan main banyaknya. Ada saja biaya tambahan yang harus dikeluarkan. Mama yang sakit, saudara yang butuh bantuan, dan masih banyak lagi. Uang hanya tinggal Rp. 50.000,- lagi, padahal 7 hari lagi baru terima gaji. Kepalaku pusing tujuh keliling. Bagaimana mengelola kebutuhanku selama seminggu ini, terutama untuk makan dan transport. Aku memeriksa persediaan makanan di dapur. Dan yang kutemui hanya beras yang kurasa cukup untuk seminggu. Hatiku sedikit lega. Lauk pauk, tak usah terlalu repot. Aku bisa makan dengan telur dan kecap atau bawang goreng atau sambal. Lumayan pikirku.

    Aku bergegas menuju sepeda motor untuk segera berangkat ke kantor. Kulihat bensin, ternyata masih penuh, membuat aku jadi  lega. Paling tidak aku bisa bertahan beberapa hari, setidaknya cukup untuk perjalanan dari rumah ke kantor. Dalam perjalanan aku berdoa, memohon agar Tuhan memimpin hariku dan menjaga aku agar tidak berbuat dosa dan yang paling penting, peka terhadap kehendak-Nya.

    Tanpa terasa aku sudah sampai di kantor, dan kesibukan rutin seperti hari-hari lalu mulai kujalani. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, ketika rekan-rekan seruangan mengajak aku makan siang. Kutolak dengan halus, mengingat uang yang tinggal sedikit itu. Kupikir aku sudah membawa bekal dari rumah, cukup kan untuk makan siang hari ini. Tapi ternyata mereka tidak setuju dengan penolakanku, alasannya demi kebersamaan. Akhirnya aku terpaksa mengikuti mereka, sambil berdoa semoga uangku cukup untuk hari-hari kedepan.

    Kami semua sampai di Bakmi GM, blok M, dan sudah mendapatkan meja. Entah mengapa, hatiku gundah sekali. Tapi rasanya bukan karena uang yang tinggal sedikit. Ada kerinduan yang amat sangat, ada rasa lapar, ada rasa kesepian, aku ingin dipeluk, aku ingin disapa, tapi oleh siapa? Dan aku tahu itu bukan perasaanku sebenarnya. Aku berdoa sejenak dalam hati, memohon agar aku peka akan kehendak-Nya.

    Seperti ada yang menarik, aku beranjak dari tempat dudukku dan pergi keluar restauran. Kemudian aku menyeberang jalan, dan persis di depan pagar, jantungku berdebar keras, mataku mencari-cari, tanpa tahu persis siapa yang aku cari.

    Sekejap mataku langsung menatap seorang lelaki muda yang tampaknya tanpa busana dan menutupi badannya dengan kardus. Matanya nanar, bersimbah air mata. Tangannya tidak tengadah sebagaimana pengemis yang meminta-minta pada orang yang lalu lalang. Bibirnya gemetar, seperti menahan dingin dan lapar. Hatiku teriris, mataku berlinang air mata, dan entah mengapa aku berjalan dengan cepat menuju tempatnya berdiri. Kupeluk ia dengan kencang, sambil berbisik, kukatakan bahwa aku mengerti apa yang dia rasakan. Tindakanku ini sama sekali bukan karena aku baik, tapi lebih didorong oleh perasaan dalam hatiku yang sulit kujelaskan. Aku tersenyum padanya dan menyuruhnya untuk tetap tinggal disitu sementara aku pergi.

    Setengah berlari aku pergi ke dalam pasar, untuk membeli kaos, celana pendek, sarung, sandal jepit, serta nasi bungkus. Kubelanjakan seluruh uangku, dan lucunya masih kembali sebesar Rp. 10.000 rupiah. Namun aku tidak sempat berpikir lama, segera kuambil barang-barang itu dan berlari kembali ke tempat dimana lelaki muda itu berada. Aku membantunya mengenakan pakaiannya dan menuntun tangannya yang gemetar untuk membuka nasi bungkus dan air minumnya. Tidak ada rasa jijik, tidak ada rasa malu, tidak ada rasa apapun dalam diriku, kecuali rasa kasih yang luar biasa. Setelah beberapa suap, ia mulai tidak lagi gemetar tetapi matanya tetap berair. Katanya, ia berdoa pada Tuhan, supaya Tuhan mau peduli padanya, mau memeluknya, sekalipun ia sudah menjadi orang yang terbuang dan terlupakan bagi orang lain.

    Aku terdiam, sungguh tak dapat berkata apapun. Kugenggam tangannya dan kuberikan sisa uang Rp. 10.000,- tadi sambil berkata bahwa aku tidak punya apa-apa yang berharga untuknya. Lalu ia menatapku dengan senyum bahwa ia sudah menerima lebih dari yang diharapkannya. Ia cuma minta dipeluk, cuma minta disapa, sebagaimana manusia lainnya. Lalu aku memohon diri padanya dan meminta ia untuk selalu berdoa dan berharap pada Tuhan. Aku berkata dalam hati jika mungkin Tuhan mengirimku untuk menjadi perpanjangan tangan-Nya, maka Dia pasti akan memeliharaku. Ia mengangguk, dan melambaikan tangan dan aku menangkap sukacita yang dirasakannya.

    Aku kembali ke restauran, dan kulihat sudah ada mie kesukaanku diatas meja. Kulahap habis tanpa basa basi, tanpa juga mengingat uang yang sudah tidak kumiliki. Pikirku, TUHAN pasti menjagaku. Benar saja, setelah selesai temanku mentraktir kami karena ternyata ia mendapat promosi jabatan hari ini.

    Hari itu aku begitu bahagia, sekalipun tak sepeser pun uang ada padaku. TUHAN menunjukkan padaku bahwa Dia benar-benar menjagaku. Baik bensin di motor, maupun persediaan makananku habis persis saat aku gajian. Ajaib!!!

    Dia sungguh Allah yang ajaib dan Dia benar-benar mengasihiku. Sekarang aku tahu apa arti itu bagiku. Tuhan telah mengajarkan padaku untuk melakukannya, tanpa perlu merasa khawatir serta percaya penuh atas semua renca indah-Nya. Aku bersyukur dan dalam hati berjanji, untuk selalu peka terhadap kehendak-Nya.

    Terima kasih Tuhan, bisikku lirih.

    Share

TUHAN , TAKDIR & SETAN


Ada seorang pemuda yang mencari seorang guru agama, pemuka agama atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya sang pemuda itu menemukan seorang bijaksana.

Pemuda : Anda siapa? Bisakah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Bijaksana : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.
Pemuda : Anda yakin? Sedang profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Bijaksana : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda : Saya punya 3 buah pertanyaan.
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya.
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Kalau setan diciptakan dari api kenapa dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat setan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba sang orang bijaksana tersebut menampar pipi si pemuda dengan keras.

Pemuda : (sambil menahan sakit) Kenapa anda marah kepada saya?
Bijaksana : Saya tidak marah... Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan.
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Bijaksana : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Tentu saja saya merasa sakit.
Bijaksana : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda : Ya.
Bijaksana : Tunjukkan pada saya wujud sakit itu !
Pemuda : Saya tidak bisa.
Bijaksana : Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudNya.
Bijaksana : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak.
Bijaksana : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
Pemuda : Tidak.
Bijaksana : Itulah yang dinamakan Takdir.
Bijaksana : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda : Kulit.
Bijaksana : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : Kulit.
Bijaksana : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Sakit
Bijaksana : Walaupun setan dan neraka sama terbuat dari api, neraka tetap menjadi tempat menyakitkan untuk setan.

24 Mei 2012

A LETTER FOR MYSELF

Disaat kamu ingin melepaskan seseorang..

Ingatlah pada saat kamu ingin mendapatkannya.. 
Disaat kamu mulai tidak mencintainya... 
Ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta padanya.. 
Disaat kamu mulai bosan dengannya... 
Ingatlah selalu saat terindah bersamanya 
Disaat kamu ingin menduakannya... 
Bayangkan jika dia selalu setia 
Saat kamu ingin membohonginya... 
ingatlah disaat dia jujur padamu.. 
Maka kamu akan merasakan arti dia untukmu.. 

Jangan sampai disaat dia tidak di sisi, baru menyadari semua arti dirinya untukmu.. 

Yang indah hanya sementara.. 
Yang abadi adalah kenangan.. 
Yang ikhlas hanya dari hati.. 
Yang tulus hanya dari sanubari.. 
Tidak mudah mencari yang hilang.. 
Tidak mudah mengejar impian.. 
Namun yg lebih susah mempertahankan yg ada.. 
Karena walaupun telah tergenggam namun bisa terlepas juga.. 

Ingatlah pada pepatah "Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini" 

Belajar menerima apa adanya dan berpikir positif.... 

Hidup bagaikan mimpi, seindah apapun, begitu bangun semuanya sirna tak berbekas.. 
Rumah mewah bagai istana, harta benda yang tak terhitung, kedudukan, dan jabatan yg luar biasa.. 
Namun ketika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun tak bisa dibawa pergi.. 
Sehelai benang pun tak bisa dimiliki.. 

Apalagi yang mau diperebutkan.. 
Apalagi yang mau disombongkan.. 

Jalanilah hidup ini dengan keinsafan nurani.. 
Jangan terlalu perhitungan.. 
Jangan hanya mau menang sendiri.. 
Jangan suka sakiti sesama apalagi terhadap mereka yang berjasa bagi kita.. 
Belajarlah tiada hari tanpa kasih.. 
Selalu berlapang dada dan mengalah.. 
Hidup ceria, bebas leluasa.. 
Tak ada yang tak bisa di ikhlaskan.. 
Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan.. 
Tak ada dendam yang tak bisa terhapus.. 

"Tuhan.. Jauhkanlah aku dari mimpi-mimpi burukku dan bangunkanlah aku dalam keadaan sadar yang sesadar-sadarnya" 

ENJOY YOUR LIFE

Kapankah terakhir kali kita memperhatikan matahari terbenam? 

Berapa banyakkah keindahan hidup yang telah kita biarkan berlalu tanpa kita sadari? 

Seperti, keremajaan belahan jiwa kita, yang kita biarkan melapuk ke dalam kerutan usia, saat kita sibuk mengejar uang dan status? 

Seperti, suara bayi yang imut-imut dan harum kulitnya, yang lebih lembut daripada sutra, yang dibiarkan menua dan mengasar dalam perilaku nakal anak-anak yang diterbengkalaikan oleh orang tuanya? 

Kapankah kita melambatkan langkah untuk memperhatikan keindahan dari kehidupan ini? 

Kehidupan ini indah sekali. Tak ada kemarahan dalam penderitaan yang bisa merusaknya, dan tak ada pujian dan kekaguman yang mampu menambah keindahannya. 

Hidup ini indah. 

Dia tersenyum penuh berkah saat kita mensyukurinya, dan tetap tersenyum anggun dan damai walau kita menghujat dan menyalahkannya atas kelemahan hidup kita. 

Hidup ini lebih indah daripada yang bisa kita katakan. 

Syukurilah..